Kamis, 06 September 2012

Kamu, Kamu dan Kamu, Semua Sama.

Mama dan Rara adalah karakter yang sering saya pakai untuk menceritakan hubungan seorang mama dengan putrinya. Hubungan yang dekat dalam karakter yang saya buat ini seringkali digambarkan dalam obrolan tentang hubungan laki - laki dan perempuan, bagaimana Rara yang masih di bangku SMA menjalin pertemanan dengan rekan - rekannya, termasuk dengan lawan jenisnya.

Mama yang saya gambarkan disini adalah perempuan mandiri yang sehari - hari mengurus rumah tangga dan memang mencurahkan waktu hanya untuk keluarga. Memilih karakter Mama dan anak perempuannya merupakan hasil imajinasi saya sendiri, dimana saya jika nanti memiliki anak ingin memiliki kedekatan dengan anak - anak saya, seperti halnya Rara yang menceritakan hal apapun kepada mamanya.

Saya memang belum seperti mama saya sendiri yang benar - benar sudah lebih makan asam garam kehidupan. Saya ingat berulang kali mama selalu mengatakan pada saya untuk bersikap layaknya perempuan, bertingkah laku layaknya perempuan, menjaga kehormatan keluarga. Mungkin dulu saya kurang paham maksud beliau, bagaimana menerapkan hal tersebut dalam kehidupan saya.

Seiring waktu saya dan kehidupan saya pun bertemu dengan kehidupan teman - teman saya, dan orang - orang lain di sekitar saya. Salah satu hal yang sering saya lakukan adalah makan siang bersama teman - teman saya sembari memperhatikan orang lain yang juga makan siang di tempat tersebut, sehingga lama - lama bisa membedakan orang itu sedang bahagia atau tidak, sedang membicarakan apa, atau bahkan datang dengan siapa.

Di sebuah kafe yang menjual es krim sebagai menu utama, saya sering melihat anak - anak SMA yang datang dengan pacarnya. Jadi mengenang masa - masa SMA dulu yang kadang membuat saya tersenyum sendiri jika ingat kelakuan saya pada masa itu. Saat ini saya bisa paham mengapa dulu mama saya melarang saya menemui kakak kelas yang sering datang ke rumah, atau mengapa mama saya ramah dengan teman saya si C misalnya. Itu karena kaca mata orang tua jauh lebih tajam dari mata telanjang saya di umur SMA dulu. Kadang juga saya lihat ada segerombol anak perempuan yang berbicara tentang pacarnya, ada yang tertawa, kadang ada juga remaja putri yang sembari menahan tangis menceritakan ke sahabatnya bagaimana hubungannya dengan pacarnya. Dan ini cukup sering terjadi sehingga saya merasa gemas dan ingin berkata pada mereka, 'Jangan terlalu dipikirin, pilih aja satu laki - laki lain. Semua sama.'

Semua laki - laki sama? Well, semua anak laki - laki remaja yang sering kumpul dengan teman - temannya saat tidak membicarakan bola, atau topik lain, mereka membicarakan masalah fisik perempuan. Fisik.

Salah seorang kenalan saya setahun lalu sebelum menikah dia sempat bingung karena ternyata dia merasa masih mencintai mantannya dan belum yakin akan melanjutkan rencana pernikahan dengan calonnya sekarang. Tapi untuk melepaskan calonnya dia juga ragu. Dan sekarang? Kenalan saya sendiri bilang, dia tidak keliru memilih, dia sendiri melihat bagaimana kehidupannya dan bagaimana kehidupan mantannya yang dulu sepertinya masih dia cintai. Semua itu sama.

Dalam perjalanan hidup kita tentu ada beberapa orang yang datang dan pergi, yang membawa kebahagiaan dan kesedihan. Yang semakin lama saya semakin menyadari bahwa pada dasarnya semua itu sama. Orang dengan karakter apapun, selalu akan memberikan input yang sama pada kita, yaitu kebahagiaan dan kesedihan, seperti yang tadi sudah saya sebutkan. Kedekatan dengan orang kadang membuat kita tergantung pada keberadaannya dan merasa takut jika akan kehilangan dia, merasa tidak mampu jika tidak ada dia. Kondisi ini seringkali membuat kita tidak berpikir logis bahwa keberhasilan kita tidak bergantung pada orang lain.

Orang boleh datang dan pergi. Mereka mungkin meninggalkan luka namun sakit hati pun akan hilang dengan berjalannya waktu.

2 komentar:

  1. gaya menulisnya enak banget dibaca, mengalir. dan terasa kontemplatif. bacaan seperti ini terlalu sayang kalau dilewatkan dengan tergesa.

    BalasHapus
  2. Makasiiih mas. 4 th lg ya wkwk.....

    BalasHapus