Rabu, 05 September 2012

Circle of Love

Saat berulang tahun atau saat Anda berhasil mencapai suatu prestasi, tentu banyak orang yang memberikan ucapan selamat bahkan merayakan momen tersebut bersama Anda. Saat bersama seperti itu, energi cinta yang terasa tentu luar biasa. Kebahagiaan yang Anda rasakan tentu berlipat rasanya jika semua orang ikut bersuka cita.

Kelahiran bayi mungil di sebuah keluarga, hari pertama masuk sekolah bagi putra - putri Anda, potong rambut pertama kali, tanggalnya gigi pertama kali, momen apapun bisa menjadi sangat istimewa karena kekuatan cinta. Semua momen itu terasa semakin istimewa saat kita bisa mengenangnya di kemudian hari. Saya beruntung hingga SMA sering diantar jemput oleh orang tua saya. Saat mungkin bagi beberapa orang hal itu membuat mereka menganggap saya anak manja, tidak mandiri. Dulu beberapa kali saya sempat minta berangkat sendiri atau paling tidak pulang sendiri bersama teman - teman saya. Tapi kini semakin saya bersyukur bahwa selama saya SMP, mama selalu menyiapkan bekal saya hingga kelas 3 karena di sekolah Muhammadiyah, mata pelajaran yang dipelajari lebih banyak jadi jam pulang pun jauh lebih sore dibanding siswa sekolah negeri. Hingga SMA, ayah sering mengantar jemput saya, padahal kantor ayah berlawanan arah dengan SMA saya. Semua karena sayang mereka pada saya. (Love you, Mom and Dad).

Kalau sekarang banyak berita seorang anak nekat berbuat hal - hal yang membahayakan diri mereka sendiri dan teman - temannya karena kurang perhatian dari orang tua, itu membuat saya bersyukur tak henti pada Tuhan karena memiliki keluarga yang selalu mendukung saya. Saya kini bisa memahami mengapa mama menceritakan ke semua orang saat saya mendapat juara Pelajar Teladan Kodya Yogyakarta saat SMP, saat saya masuk Dimas Diajeng Jogja, saat memenangkan lomba presenter di 2 TV lokal di Jogja, Lomba Menulis Surat Untuk Presiden, Karya Tulis Ilmiah dan banyak lagi yang saat itu membuat saya malu karena selalu dipamer-pamerkan oleh mama dan ayah. Tapi sekali lagi itu karena rasa bangga dan sayang mereka pada saya.
(Love you, Mom and Dad).

Dan saat saya terjatuh dan diberi cobaan oleh Tuhan, mereka berdua tidak pernah meninggalkan saya. Mereka berdua, kakak - kakak saya dan sahabat - sahabat saya, mereka semua saat itu tidak pernah meninggalkan saya. Yustin teman saya bahkan bisa sehari lebih dari tiga kali menelpon saya, kakak saya memastikan tidak ada hal - hal yang sensitif yang mungkin akan menyebabkan saya semakin terpuruk. Mama saya orang yang tegas dan kuat, mama selalu melarang saya menangisi hal yang tidak perlu, selalu menguatkan saya, meyakinkan saya bahwa saya mampu, jauh lebih mampu dari beliau. (Love you Mom ... so much). Ayah saya setiap hari sholat malam untuk mendoakan saya, kebahagiaan dan kesuksesan anak - anaknya.

Dan setelah saya kembali bangkit dan meneruskan jalan saya, apakah mereka melepaskan saya begitu saja? Yang saya lihat justru mereka tetap erat memeluk saya, mencintai saya. Hati ini semakin bahagia saat seseorang yang saya sayang menggoda saya, "Yang, kalau kromo inggilnya aku cinta kamu apa?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar